Politik

Elon Musk Dirikan Partai Amerika untuk Lawan Sistem Dua Partai di AS

×

Elon Musk Dirikan Partai Amerika untuk Lawan Sistem Dua Partai di AS

Sebarkan artikel ini
Elon Musk Dirikan Partai Amerika untuk Lawan Sistem Dua Partai di AS
Elon Musk Dirikan Partai Amerika untuk Lawan Sistem Dua Partai di AS

Washington DC – Elon Musk, si miliarder seribu startup, tampaknya mulai bosan main roket dan mobil listrik. Kali ini, bukan mau kolonisasi Mars atau bikin mobil terbang. Ia justru melempar granat politik ke panggung demokrasi Amerika yang katanya “cuma pura-pura dua partai, padahal satu geng juga”.

Yes, folks. Musk mendeklarasikan partai baru bernama Partai Amerika. Bukan, ini bukan nama boyband nasionalis, tapi proyek politik serius dari seseorang yang dulunya donor utama Trump, lalu sekarang… ya, musuhan.

Dalam unggahannya di X (dulu Twitter, sekarang mainan pribadi Elon), Musk menulis dengan gaya khas manusia yang sudah kenyang hidup:

“Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.”

Singkatnya: dua partai, satu drama. Dan kini, Elon datang membawa skrip baru—meskipun belum jelas siapa aktor figuran dan siapa yang bakal disingkirkan dari naskah.

Katanya sih, dia bikin partai ini demi “mengembalikan kebebasan”. Entah kebebasan siapa, tapi mungkin kebebasan dirinya dari cuitan Trump yang makin mirip episode telenovela.

Musk vs Trump: Season Baru, Plot Lama

Setelah menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE—iya, seperti koin meme itu), Musk rupanya kecewa karena “efisiensi” diartikan sebagai “menumpuk utang sampai negara bisa ngutang ke Planet Mars”.

Ketika Trump mendorong RUU “One Big Beautiful”—sebuah nama undang-undang yang terdengar seperti nama skincare eksklusif di Home Shopping—Musk langsung pasang kuda-kuda. Ia menyerang balik, menyebut RUU itu sebagai “perbudakan utang” dan bersumpah:

“Mereka akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan jika itu adalah hal terakhir yang saya lakukan di Bumi ini.”

Pernyataan yang sangat Earth-centric untuk seseorang yang pengin tinggal di Mars.

Demokrasi atau Drama?

Untuk mendukung klaimnya bahwa rakyat mau partai baru, Musk mengunggah polling di X. Hasilnya? 1,2 juta klik dan menang 2 banding 1. Tentu, seperti biasa, kita semua tahu betapa sahihnya hasil survei dari media sosial yang algoritmanya dikelola oleh yang bikin survei itu sendiri.

Dan agar makin dramatis, Musk bahkan memposting meme ular berkepala dua bertuliskan “Akhiri Satu Partai”. Sebuah langkah simbolik yang menyentuh, meskipun efeknya ke politik kira-kira setara efek stiker WA di sidang parlemen.

Ancaman Deportasi dan Bumbu Hollywood

Tak mau kalah sensasional, Trump sempat menggertak akan mendeportasi Musk—padahal Elon sudah warga negara AS sejak 2002. Tapi ya, siapa tahu paspornya kedaluwarsa atau lupa isi e-KTP digital?

Presiden bahkan berkata diplomatis ala film mafia,

“Kita harus melihatnya.”

Sebuah ancaman yang terasa seperti trailer film thriller level B, tapi justru bikin penasaran.


Kalau Elon benar-benar bikin partai dan nyalonin, lalu Trump juga masih eksis, dan Biden masih semangat… maka pemilu 2026 bisa jadi ajang Avengers: Endgame – Old Men Edition.

Dan seperti biasa dalam politik: yang berubah bukan sistemnya, tapi siapa yang paling keras teriak “selamatkan rakyat”, sambil diam-diam hitung ROI dan engagement rate.

Oh, Amerika. Demokrasi kalian sungguh… Elon banget.

Penuls: Fuad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *