Pendidikan

Dana PIP Naik Jadi Rp1,8 Juta, Anak Sekolah Bisa Napas… Kalau ATM-nya Jalan

×

Dana PIP Naik Jadi Rp1,8 Juta, Anak Sekolah Bisa Napas… Kalau ATM-nya Jalan

Sebarkan artikel ini
Dana PIP Naik Jadi Rp1,8 Juta, Anak Sekolah Bisa Napas... Kalau ATM-nya Jalan

JAKARTA, FOKUS TV – Kabar baik buat para pejuang seragam putih abu-abu dan biru dongker yang tiap hari berangkat sekolah dengan semangat setengah hidup. Pemerintah, lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), baru saja menaikkan nominal dana Program Indonesia Pintar (PIP) jadi Rp1.800.000 per tahun. Hore! Atau setidaknya… hore secara administratif.

Kenaikan ini resmi tercantum dalam Peraturan Sekjen Kemendikbduristek Nomor 19 Tahun 2024. Ya, kamu tidak salah baca—judul peraturannya saja sudah cukup panjang untuk jadi soal ujian esai. Tapi intinya, mulai tahun ini, siswa SMA, SMK, Paket C, dan juga SMA Luar Biasa bakal dapet Rp1,8 juta per tahun. Dengan catatan: kelas 10 semester ganjil dan kelas 12 semester genap cuma dapet separonya, yaitu Rp900 ribu. Adil? Ya, menurut peraturan.

“Dana bantuan ini sepenuhnya milik siswa, bisa digunakan sesuai kebutuhan, jenis kebutuhannya, besarnya kebutuhan, dan waktu kebutuhannya,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dengan nada meyakinkan yang biasa digunakan saat menyampaikan berita kenaikan tapi belum tentu pencairan.

Dan jangan khawatir, katanya lagi, dana ini langsung dikirim ke rekening siswa yang terdaftar di SK Penerima PIP. Jadi, kalau belum punya rekening atas nama sendiri, ya… mungkin sudah saatnya mulai kenalan dengan petugas bank lokal.

Sampai bulan Juni 2025, katanya, sudah 1.351.712 siswa jenjang menengah yang kebagian rezeki ini. Rinciannya, 403 ribu siswa kelas aktif dapat Rp1,8 juta, sisanya yang kelas akhir dapat separonya. Kalau dijumlah, angkanya bikin pusing bendahara: Rp1,57 triliun. Jumlah yang cukup untuk beli semua mic influencer di TikTok dan sisanya bisa buat benerin genteng sekolah bocor (kalau sempat).

Tapi jangan terlalu bahagia dulu. Pak Menteri juga mengingatkan agar informasi seputar PIP dicek lewat laman resmi SIPINTAR—bukan dari status WhatsApp tetangga atau caption Instagram alumni yang ngaku-ngaku mantan staf kementerian.

“Transparansi, ketepatan informasi, dan kepercayaan publik itu penting,” tegasnya. Sebuah pernyataan yang mungkin terdengar seperti jargon, tapi bolehlah kita hargai niat baiknya. Lagipula, siapa kita yang belum bisa transparan soal uang jajan sendiri?

Jadi, untuk adik-adik siswa, silakan dicek rekeningnya. Kalau belum cair, mungkin masih diproses. Kalau sudah cair, jangan langsung beli skin ML atau top up diamond. Walau kita tahu, kadang kebutuhan in-game terasa lebih nyata dari pelajaran ekonomi.

Akhirnya, pendidikan bukan hanya soal belajar memahami logaritma atau sejarah kerajaan Hindu-Buddha, tapi juga belajar membaca peraturan pemerintah dan mengecek rekening sendiri. Sebuah kompetensi dasar abad ke-21: literasi keuangan via bantuan sosial.

Penulis: Fuad Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *