Banten RayaKota Serang

Forum Wartawan Banten Temu Media, Wakil Wali Kota Ghosting Lagi?

×

Forum Wartawan Banten Temu Media, Wakil Wali Kota Ghosting Lagi?

Sebarkan artikel ini
FORUM WARTAWAN BANTEN

KOTA SERANG | FOKUS TV — Dalam sebuah upaya heroik menjaga silaturahmi dan komunikasi strategis antara pers dan pemerintah, Forum Wartawan Banten (FWB) sukses menggelar Temu Media bersama… ehm, siapa saja yang sempat hadir dari Pemkot Serang, Jumat (11/07/2025) kemarin.

Bertempat di Kantor Sekretariat FWB, kawasan Citra Gading, Cipocok Jaya, Kota Serang, acara ini semula dirancang sebagai pertemuan hangat antara jurnalis dan Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia. Namun sayangnya, sang Wakil Wali Kota ternyata memiliki hubungan yang lebih erat dengan jadwalnya sendiri dibanding acara yang dijadwalkannya sendiri.

“Awalnya Pak Agis katanya siap hadir. Lalu katanya digantikan Sekda. Kemudian muncul nama Asda. Dan akhirnya, seperti main petak umpet tingkat lanjut, yang muncul adalah Pak Arif Rahman Hakim dari Diskominfo… di akhir acara,” ungkap Ketua FWB Dzirin Toha dengan nada yang tak bisa disensor satelit emosi.

Menurut sumber internal yang tak mau disebutkan namanya (tapi ngopi di situ juga), kehadiran pejabat seperti kejutan ulang tahun: penuh teka-teki, tak bisa ditebak, dan kadang tidak datang sama sekali.

Silaturahmi atau Sila-luangkan-waktumu-sendiri?

Kegiatan Temu Media ini, kata Ketua FWB, adalah agenda rutin yang dilakukan demi memperkuat komunikasi antara pemerintah dan insan pers. Tapi seperti halnya janji diet habis Lebaran, komunikasi kadang hanya sebatas niat.

“Tujuan kami mulia: menyampaikan program pembangunan kepada publik lewat media. Tapi bagaimana caranya kalau narasumbernya malah ikut lomba lari dari komitmen?” sindir Toha dengan senyum diplomatis yang mengandung 83% kekecewaan.

Saking konsistennya inkonsistensi tersebut, redaksi sempat mengira ini bagian dari escape room yang disamarkan sebagai agenda pemerintahan.

Kabar Baik: Masalah Masih Ada

Meski ditinggal tokoh utama, acara tetap berlangsung dengan kehadiran Kepala Diskominfo, Arif Rahman Hakim, yang secara tidak resmi dianugerahi gelar pejabat pengganti paling tangguh 2025. Ia dengan sabar menjelaskan isu-isu terkini, seperti penataan lingkungan di Kasemen dan drama klasik penerimaan siswa baru.

“Soal SPMB tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, meskipun masih ada satu kasus di sebuah SMP di Taktakan,” ujar Arif, yang tampaknya sudah menyiapkan mental menghadapi pertanyaan seperti kontestan MasterChef tanpa resep.

Sementara untuk penambahan rombongan belajar di sekolah negeri, Arif menegaskan hal tersebut sepenuhnya di luar kewenangan Pemkot. Karena ya, kenapa menyelesaikan masalah lokal kalau bisa menyalahkan pusat?

Diskusi Terbuka: Tempat Curhat yang Dianggap Serius

Diskusi ditutup dengan sesi tanya-jawab antara wartawan dan pihak Diskominfo. Namun lebih dari sekadar sesi interaktif, forum ini berubah jadi semacam ruang terapi kolektif, tempat jurnalis melampiaskan keresahan mereka tentang birokrasi yang gesit… dalam berkelit.

Beberapa wartawan bahkan sempat mengajukan pertanyaan eksistensial seperti, “Apa makna kehadiran jika tak pernah benar-benar hadir?” Sebuah filosofi yang layak dibahas dalam seminar nasional bertajuk Antara Niat dan Nyata: Menjadi Pejabat dalam Tanda Tanya.


Forum Wartawan Banten membuktikan bahwa komunikasi tetap bisa berjalan—meski harus dibumbui kecewa, sarkasme, dan sedikit lelucon internal—dengan atau tanpa pejabat utama. Sementara Pemerintah Kota Serang menunjukkan bakatnya dalam seni kehadiran bersyarat dan fleksibilitas agenda yang mengalahkan yoga.

Dan kepada siapa pun yang membuat agenda tapi lupa hadir: jangan lupa, Zoom juga butuh sinyal. Setidaknya, kirimkan GIF atau stiker minta maaf.


Disclaimer: Tulisan ini adalah karya satir yang berbasis fakta nyata. Segala interpretasi yang dilebih-lebihkan atau skenario absurd dalam tulisan ini adalah fiksi dan bertujuan untuk kritik sosial.

Penulis: Anis Hermawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *