FOKUS KOTA SERANG – Ada suasana semacam “reuni emak-emak pejuang keluarga” di Kota Serang pada 5 Agustus kemarin. Tapi ini bukan arisan, bukan juga demo—melainkan acara serius tapi santai (santai tapi penting) yang digelar Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Serang.
Ketua GOW tampil percaya diri di podium, membuka acara dengan ajakan manis tapi tegas: ayo dong, semua organisasi perempuan di Kota Serang kudu kompak dan aktif mendukung program pemerintah. Karena katanya, kalau bukan kita yang gerak, siapa lagi? Masa nungguin mantan?
Acara ini nggak main-main. Wali Kota Serang H. Budi Rustandi hadir, lengkap sama istri. Lalu ada juga Ketua GOW Provinsi Banten Irna Narulita Dimyati, para camat, kepala OPD, sampai perwakilan organisasi perempuan se-Kota Serang. Lengkap kayak paket data unlimited.
Dalam pidatonya, Ketua GOW menekankan kalau organisasi perempuan itu bukan cuma kumpul-kumpul sambil makan kue dan minum teh. Tapi lebih dari itu, ini ruang untuk memperjuangkan nilai kesetaraan, saling support, dan memperkuat peran perempuan dalam pembangunan.
“Organisasi perempuan bukan hanya sekadar wadah, tetapi menjadi ruang untuk berbagi, memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan, serta memperkuat peran perempuan dalam pembangunan daerah,” ujarnya.
Pokoknya mereka siap meneruskan perjuangan para pendahulu—versi upgrade-nya, tentu saja. Fokusnya nggak tanggung-tanggung: pendidikan, ekonomi, perlindungan perempuan dan anak, sampai pemberdayaan masyarakat.
“Kami siap menjalankan amanah ini. Ini bukan beban, tetapi kehormatan untuk berkontribusi bagi Kota Serang tercinta. Kami mohon dukungan Bapak Wali Kota dan seluruh pihak agar kami dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Nah, yang bikin makin relevan, mereka juga ngomongin tantangan perempuan zaman now—yang katanya makin ribet karena era digital. Dari akses pendidikan yang masih timpang, kasus kekerasan dalam rumah tangga, sampai soal pinjaman online yang sering banget bikin ibu-ibu kalang kabut.
“Kita perlu hadir, mendampingi, dan membuka akses yang lebih luas bagi perempuan, baik dalam pendidikan, pelatihan keterampilan, maupun akses permodalan. Program seperti koperasi, home industry, dan UMKM menjadi solusi nyata bagi penguatan ekonomi keluarga,” jelasnya.
Singkatnya, perempuan Kota Serang diajak untuk jangan cuma jadi penonton di tengah arus pembangunan. Tapi jadi pemain utama. Bukan cuma sibuk ngurusin dapur, tapi juga bisa ngurusin masa depan—baik buat diri sendiri, keluarga, maupun daerah.
Acara pun ditutup dengan semangat gotong royong, saling jaga komunikasi, dan kerja bareng demi mewujudkan Kota Serang yang makin keren dan berdaya saing. Gak cuma cakep secara visual, tapi juga kuat dari dalam.