LEBAK – Bersiap-siap, musim kemarau 2025 sudah di depan mata dan potensi krisis air bersih mengintai wilayah-wilayah rawan kekeringan di Kabupaten Lebak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat untuk bersiap menghadapi musim kemarau yang diprediksi berlangsung mulai Mei hingga Agustus 2025.
Beberapa kecamatan seperti Warunggunung, Sajira, dan Cihara kembali menjadi sorotan karena langganan kekeringan setiap tahunnya.
Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, menegaskan pentingnya antisipasi sejak dini agar dampak kekeringan tidak semakin parah.
“Mulailah membudayakan pola hidup hemat air dan maksimalkan kapasitas penampungan air di rumah,” tegas Febby, Jumat (9/5/2025).
Strategi Bertahan di Tengah Kemarau
Febby juga menyarankan beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat:
-
Manfaatkan teknologi pemanenan air hujan selama masa peralihan musim
-
Simpan cadangan air sejak dini di wadah-wadah besar
-
Optimalkan sumber air alternatif, seperti sumur resapan atau mata air lokal
“Kalau bisa, mulai sekarang sudah panen air hujan, sebelum benar-benar kering,” katanya sambil mengingatkan bahwa krisis air bukan cuma soal ketersediaan, tapi juga soal pengelolaan.
Tak hanya masyarakat, BPBD juga menyoroti pentingnya peran perusahaan pengelola air seperti PDAM.
“PDAM harus punya manajemen distribusi yang solid supaya suplai air tetap lancar,” tambah Febby.
Masyarakat Diminta Ikut Jaga Lingkungan
Selain penghematan dan penampungan air, perlindungan terhadap sumber air bersih juga tak kalah penting. Febby menegaskan bahwa perilaku masyarakat dalam menjaga ekosistem air sangat menentukan.
“Jangan buang limbah sembarangan ke sungai atau danau. Itu sama saja mempercepat krisis air,” ujarnya.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga Agustus 2025 dan akan berdampak luas, khususnya di wilayah tengah dan timur Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku.
“Kalau tidak disiapkan dari sekarang, krisis air bisa jadi masalah serius di tengah tahun nanti,” tutup Febby